Rabu, 03 Oktober 2012

Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot



1.      PENGKAJIAN
Data yang umum ditemukan pada pasien dengan tetralogi fallot adalah:
a.       Cyanosis menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada saat menangis, makan, tegang, berendam dalam air à dapat perifer atau sentral.
b.      Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan, menangis atau tegang/stress.
c.       Kelemahan, umum pada kaki.
d.      Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia.
e.       Digital clubbing
f.       Sakit kepala
g.      Epistaksis

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
b.      Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
d.      Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.

3.      RENCANA INTERVENSI
a.      Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.  
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
·   Catat bunyi jantung.
·   Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.


·   Pantau intake dan output setiap 24 jam.
·   Batasi aktifitas secara adekuat.


·   Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.
·   Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin.
·   Mengetahui adanya perubahan irama jantung.
·   Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
·   Ginjal berespon untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium.
·   Istirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
·   Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yangmeningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.

b.      Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian intervensi pada saat istirahat.
·   Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien.
·   Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak melelahkan.

·   Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak.

·   Kurangi kecemasan pasien dengan memberi penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarga.
·   Respon perubahan keadaan psikologis pasien (menangis, murung dll) dengan baik.
·   Menghindari gangguan pada istirahat tidur pasien sehingga kebutuhan energi dapat dibatasi untuk aktifitas lain yang lebih penting.
·   Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dan menghemat energi paisen.

·   Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung.
·   Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang meningkat.
·   Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan meningkatkan suplai O2.
·   Stres dan kecemasan berpengaruh terhadap kebutuhan O2 jaringan.

c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan dapat mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan usia.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.


·   Monitor BB/TB, buat catatan khusus sebagai monitor.
·   Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi.
·   Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan daya tahan tubuh.
·   Sebagai monitor terhadap keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi pasien selama dirawat.
·   Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin sebagi akibat penurunan kardiak output.

d.      Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
Tujuan: Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Kaji tanda vital dan tanda – tanda infeksi umum lainnya.
·   Hindari kontak dengan sumber infeksi.
·   Sediakan waktu istirahat yang adekuat.
·   Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.

·   Memonitor gejala dan tanda infeksi sedini mungkin.
·   Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena infeksi dari sumber yang dapat dihindari.
·   Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien.
·   Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal

Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot

1.        Pengkajian
a.       usia. Perlu diketahui pada usia berapa gejala mulai muncul
b.      Pertumbuhan dan perkembangan. Terjadi gangguan perkembangan fisik  anak, terutama berat badan.
c.       Pola aktivitas. Tidak mampu melakukan banyak aktivitas karena akan menyebabkan sianosis.
d.      Tanda-tanda vital. Suhu relative normal bila tidak terjadi infeksi. Pada bayi akan Menyusu sering terhenti karena kesulitan bernafas.
e.       Pemeriksaan penunjang, berupa:
1.      Ultra Sono Grafi (USG) untuk menentukan besar jantung, bentuk vaskularisasi paru, serta untuk mengetahui keadaan thymus, trakea, dan esophagus.
2.      Electro Cardiografi (ECG), untuk mengetahui adanya aritmia atau hipertropi.
3.      Echo Cardiografi, untuk mengetahui hemodinamik dan anatomi jantung.
4.       Katerasasi dan angiografi, untuk mengetahui gangguan anatomi jantung yang dilakukan dengan tindakan pembedahan.
5.      Pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan darah untuk serum elektrolit, Hb, packet cell volume (PVC) dan kadar gula.

2.        Diagnosa Keperwatan
a.       Penurunan cardiac output b/d defek struktur.
b.      Intoleransi aktifitas b/d sianosis.
c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakadekuatan oksigen dan nutrient pada jaringan.
3.        Tujuan dan intervensi 
a.       penurunan cardiac output b/d defek struktur.
Tujuan: pasien menunjukkan perbaikan curah jantung
Intervensi: 
1)      Kaji CO klien.
Rasional: untuk dapat menentukan intervensi selanjutnya.
2)      Observasi tanda-tanda vital
Rasional: permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahan pada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadi meningkat, peningkatan tekanan darah, semuanya dapat cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.
3)      Beri istirahat yang cukup pada klien pada ruangan yang nyaman dan tenang.
Rasional: istirahan yang adekuat dapat meminimalkan kerja jantung dan  ruangan tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.
4)      Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian tindakan farmakologis digoxin (digitalis).
Rasional: mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlambat periode reffraktori pada hubungan AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung.

b.      Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen.
Tujuan: bantu pemenuhan kebutuhan aktifitas anak.
Intervensi:
1)      Beri istirahat yang cukup dengan ruangan yang nyaman dan tenang.
Raional: ruangan yang tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.
2)      Bantu untuk melakukan aktifitas yang disukai
Rasional: menghindari traumatic care.
3)      Hindari perubahan suhu yang mendadak dan aktifitas yang berlebihan.
Rasional:  Memicu jantung untuk bekerja lebih keras guna memenuhi oksigen.
c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakadekuatan oksigen dan nutrient pada jaringan.
Tujuan: anak mengikuti kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan
Intervensi:
1.      Beri makanan yang cukup gizi
Rasional: makanan cukup gizi membantu petumbuhan anak
2.      Beri makanan yang mengandung sumber Fe
Rasional: makanan sumber Fe untuk membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah
3.      Beri diet tinggi nutrisi seimbang
Rasional: untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat

Rabu, 03 Oktober 2012

Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot



1.      PENGKAJIAN
Data yang umum ditemukan pada pasien dengan tetralogi fallot adalah:
a.       Cyanosis menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada saat menangis, makan, tegang, berendam dalam air à dapat perifer atau sentral.
b.      Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan, menangis atau tegang/stress.
c.       Kelemahan, umum pada kaki.
d.      Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia.
e.       Digital clubbing
f.       Sakit kepala
g.      Epistaksis

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
b.      Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
d.      Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.

3.      RENCANA INTERVENSI
a.      Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.  
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
·   Catat bunyi jantung.
·   Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.


·   Pantau intake dan output setiap 24 jam.
·   Batasi aktifitas secara adekuat.


·   Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.
·   Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin.
·   Mengetahui adanya perubahan irama jantung.
·   Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
·   Ginjal berespon untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium.
·   Istirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
·   Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yangmeningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.

b.      Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian intervensi pada saat istirahat.
·   Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien.
·   Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak melelahkan.

·   Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak.

·   Kurangi kecemasan pasien dengan memberi penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarga.
·   Respon perubahan keadaan psikologis pasien (menangis, murung dll) dengan baik.
·   Menghindari gangguan pada istirahat tidur pasien sehingga kebutuhan energi dapat dibatasi untuk aktifitas lain yang lebih penting.
·   Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dan menghemat energi paisen.

·   Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung.
·   Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang meningkat.
·   Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan meningkatkan suplai O2.
·   Stres dan kecemasan berpengaruh terhadap kebutuhan O2 jaringan.

c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan dapat mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan usia.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.


·   Monitor BB/TB, buat catatan khusus sebagai monitor.
·   Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi.
·   Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan daya tahan tubuh.
·   Sebagai monitor terhadap keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi pasien selama dirawat.
·   Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin sebagi akibat penurunan kardiak output.

d.      Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
Tujuan: Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi
Rasional
·   Kaji tanda vital dan tanda – tanda infeksi umum lainnya.
·   Hindari kontak dengan sumber infeksi.
·   Sediakan waktu istirahat yang adekuat.
·   Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.

·   Memonitor gejala dan tanda infeksi sedini mungkin.
·   Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena infeksi dari sumber yang dapat dihindari.
·   Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien.
·   Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal

Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot

1.        Pengkajian
a.       usia. Perlu diketahui pada usia berapa gejala mulai muncul
b.      Pertumbuhan dan perkembangan. Terjadi gangguan perkembangan fisik  anak, terutama berat badan.
c.       Pola aktivitas. Tidak mampu melakukan banyak aktivitas karena akan menyebabkan sianosis.
d.      Tanda-tanda vital. Suhu relative normal bila tidak terjadi infeksi. Pada bayi akan Menyusu sering terhenti karena kesulitan bernafas.
e.       Pemeriksaan penunjang, berupa:
1.      Ultra Sono Grafi (USG) untuk menentukan besar jantung, bentuk vaskularisasi paru, serta untuk mengetahui keadaan thymus, trakea, dan esophagus.
2.      Electro Cardiografi (ECG), untuk mengetahui adanya aritmia atau hipertropi.
3.      Echo Cardiografi, untuk mengetahui hemodinamik dan anatomi jantung.
4.       Katerasasi dan angiografi, untuk mengetahui gangguan anatomi jantung yang dilakukan dengan tindakan pembedahan.
5.      Pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan darah untuk serum elektrolit, Hb, packet cell volume (PVC) dan kadar gula.

2.        Diagnosa Keperwatan
a.       Penurunan cardiac output b/d defek struktur.
b.      Intoleransi aktifitas b/d sianosis.
c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakadekuatan oksigen dan nutrient pada jaringan.
3.        Tujuan dan intervensi 
a.       penurunan cardiac output b/d defek struktur.
Tujuan: pasien menunjukkan perbaikan curah jantung
Intervensi: 
1)      Kaji CO klien.
Rasional: untuk dapat menentukan intervensi selanjutnya.
2)      Observasi tanda-tanda vital
Rasional: permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahan pada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadi meningkat, peningkatan tekanan darah, semuanya dapat cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.
3)      Beri istirahat yang cukup pada klien pada ruangan yang nyaman dan tenang.
Rasional: istirahan yang adekuat dapat meminimalkan kerja jantung dan  ruangan tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.
4)      Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian tindakan farmakologis digoxin (digitalis).
Rasional: mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlambat periode reffraktori pada hubungan AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung.

b.      Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen.
Tujuan: bantu pemenuhan kebutuhan aktifitas anak.
Intervensi:
1)      Beri istirahat yang cukup dengan ruangan yang nyaman dan tenang.
Raional: ruangan yang tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.
2)      Bantu untuk melakukan aktifitas yang disukai
Rasional: menghindari traumatic care.
3)      Hindari perubahan suhu yang mendadak dan aktifitas yang berlebihan.
Rasional:  Memicu jantung untuk bekerja lebih keras guna memenuhi oksigen.
c.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakadekuatan oksigen dan nutrient pada jaringan.
Tujuan: anak mengikuti kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan
Intervensi:
1.      Beri makanan yang cukup gizi
Rasional: makanan cukup gizi membantu petumbuhan anak
2.      Beri makanan yang mengandung sumber Fe
Rasional: makanan sumber Fe untuk membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah
3.      Beri diet tinggi nutrisi seimbang
Rasional: untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat