Senin, 11 Maret 2013

Melahirkan Dalam Air (Waterbirth)


Melahirkan di dalam air atau Water Birth mulai populer di Eropa, terutama Rusia dan Prancis pada tahun 1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk memudahkan lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi rasa sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin yang selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban dapat lebih nyaman memasuki dunia baru yang juga air. Setelah itu bayi akan bernapas dan menghirup udara. Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya adanya komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan bernapas ketika berada dalam air. Maka jika ingin melahirkan dalam air, Anda harus dulu berkonsultasi dengan dokter.

v  Manfaat Melahirkan di Air

Manfaat bagi ibu :
Para pakar kesehatan dibidang ginekologi mengakui bahwa melahirkan didalam air memiliki kelebihan dibanding metode melahirkan lain, yaitu:
. Ibu akan merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan dengan persalinan menjadi lebih elastis
. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat.
Manfaat bagi bayi :
. Menurunnya resiko cedera kepala bayi.
. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.

v  Proses Melahirkan Di Air

Proses dan melahirkan dalam air sama saja dengan melahirkan normal, hanya tempatnya yang berbeda. Dilakukan didalam sebuah kolam cukup besar (berukuran 2 meter) yang terbuat dari plastik atau bath tube dengan benjolan-benjolan pada alasnya agar posisi Anda tidak merosot. Selain kolam plastik, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur air agar tetap bersikulasi, pengatur suhu (water heater) untuk menjaga air tetap hangat, serta termometer untuk mengukur suhu. Kolam yang sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 36-37 Celcius. Ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara didalam perut dan diluar, dan agar bayi tidak mengalami hipotermia.
Selanjutnya Anda mengejan seperti biasa. Mengingat tempatnya di air, bayi yang baru keluar otomatis berendam dulu selama beberapa saat didalam air (sekitar 5-10 detik). Ini tidak masalah karena suhu air hampir sama dengan suhu cairan ketuban tempat bayi "berenang" sebelum dilahirkan. Itu sebabnya ketika baru keluar, bayi tidak menangis, mungkin dia merasa seolah seperti belum lahir karena kondisinya sama antara didalam dan diluar.

v  Batasan Melahirkan Di Air

Melahirkan diair tetap ada batasan dan pertimbangan medis untuk diperkenankan. Beberapa faktor yang tidak membolehkan persalinan dalam air, antara lain panggul ibu kecil, bayi lahir sungsang atau melintang, ibu yang sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki penyakit herpes, serta beberapa keadaan lainnya. Ibu yang mengindap herpes disarankan untuk tidak melahirkan dengan metode ini, karena kuman herpes tidak mati didalam air sehingga dapat menular kepada bayi melalui mata,selaput lendir,dan tenggorokan bayi.
Syarat lainnya, proses melahirkan didalam airtidak bisa dilakukan sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

v  Resiko Melahirkan di Air

Resiko yang terjadi adalah bayi menelan air. Maka dari itu, air kolam dibuat steril sehingga walaupun tertelan bayi tidak membahayakan. Bayi juga mengalami temperatur shock jika suhu air tidak sama dengan suhu ibu saat dilahirkan, yaitu 36-37 celcius. Resiko pada ibu adalah hiportemia(suhu tubuh terlalu rendah) akibat proses melahirkan yang lebih lama dibandingkan waktu yang diperkirakan.

Perubahan Siklus Haid


Perubahan siklus haid merupakan suatu keadaan siklus haid yang berbeda dengan yang sebelumnya, yang diukur mulai dari siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal, yang dapat berkisar kurang dari batas normal sekitar 22– 35 hari
a.      Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, akan menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometritis.
b.      Oligomenorea
Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang berat, penurunan berat badan yang signifikan.
c.       Amenorea
Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan metode pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi yang berhubungan dengan amenorea yang abnormal.
Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :
·         Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat genitalia.
·         Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan melewati  waktu 3 bulan atau lebih. Penyebabnya sebagian besar bersumber dari penyebab yang mungkin dapat ditegakkan.
Sebab terjadinya amenorea:
a.      Fisiologis :
·         sebelum menarche
·         hamil dan laktasi
·         menopause senium
b.      Kelainan congenital
c.       Didapatkan :
·      infeksi genitalia
·    tindakan tertentu
·    kelainan hormonal
·   tumor pada poros hipotalamus-hipofisis atau ovarium
·   kelainan dan kekurangan gizi
Penyebab Terganggunya Siklus Haid
Banyak penyebab kenapa siklus haid menjadi panjang atau sebaliknya. Penanganan kasus dengan siklus haid yang tidak normal, tidak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus haid, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai :
1.      Fungsi hormon terganggu
Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus haid pun akan terganggu.
2.      Kelainan Sistemik
Tubuhnya sangat gemuk atau kurus dapat mempengaruhi siklus haidnya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik, atau wanita yang menderita penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolisme sehingga siklus haidnya pun tak teratur.
3.      Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, karena stress, wanita akan menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolisme terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus haid pun ikut terganggu.
4.      Kelenjar Gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bias menjadi penyebab idak teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipertiroid), yang dapat mengakibatkan sistem hormonal tubuh ikut terganggu.
5.      Hormon prolaktin berlebih
Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak haid, karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan. Pada wanita yang tidak sedang menyusui hormone prolaktin juga bisa tinggi, buasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala (Sahara, 2009).

Selasa, 20 November 2012

Gagal Ginjal Kronis



Gagal Ginjal Kronis
            Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan gagal ginjal progresif yang berakibat fatal dan di tandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal).

Perjalanan klinis
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat di bagi menjadi 3 (tiga) stadium, yaitu:
1.    Stadium I, dinamakan penurunan cadangan ginjal.
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat di ketahui dengan tes pemekatan kemih dan tes GFR yang teliti.
2.    Stadium II, dinamakan insufisiensi ginjal
a)    Pada stadium ini, dimana lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak
b)    GFR besarnya 25% dari normal
c)    Kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat dari normal
d)    Gejala-gejala nokturia atau sering berkemih di malam hari sampai 700 ml dan poliuria (akibat dari kegagalan pemekatan) mulai timbul.
3.    Stadium III, dinamakan gagal ginjal stadium akhir atau uremia
a)    Sekitar 90% dari massa nefron telah hancur atau rusak, atau hanya sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh.
b)    Nilai GFR hanya 10%  dari kejadian normal.
c)    Kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan mencolok.
d)    Gejala-gejala yang timbul karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit dalam tubuh, yaitu oliguri karena kegagalan glomerulus, sindrom uremik.

Etiologi
Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronis. Akan tetapi, apa pun sebabnya, respon yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang memungkin dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari gagal ginjal sendiri dan diluar ginjal.
1.    Penyakit dari ginjal
a.    Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonefritis.
b.    Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis
c.    Batu ginjal: polycystis kidney
d.    Trauma langsung pada ginjal
e.    Keganasan pada ginjal
f.     Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/ striktur
2.    Penyakit umum di luar ginjal
a.    Penyakit sistemik, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi.
b.    Dyslipdemia
c.    SLE
d.    Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis
e.    Preklamsi
f.     Obat-obatan
g.    Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar).



Manifestasi Klinik:
1.    Gastrointestinal: Ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan
2.    Kardiovaskuler: Hipertensi, perubahan elektrokardiografi (EKG), perikarditis, efusi perikardium, dan tamponade perikardium.
3.    Respirasi: Edema paru, efusi pleura, pleuritis
4.    Neuromuskular: lemah, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular, neuropati perifer, bingung dan koma.
5.    Metabolik/ endokrin: inti glukosa, hiperlipidemia,  gangguan hormon seks menyebabkan penurunan libido, impoten, dan amnenorhoe (wanita)
6.    Cairan-elektrolit: gangguan asam-basa menyebabkan kehilangan sodium sehingga terjadi dehidrasi, 
asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia, dan hipokalsemia.
7.    Dermatologi: pucat, hiperpigmentasi, pluritus, eksimosis, dan uremia frost.
8.    Abnormal skeletal: osteodistrofi ginjal menyebabkan osteomalasia
9.    Hematologi: anemia, defek kualitas flatelet, dan perdarahan meningkat.
10.  Fungsi psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan proses kognitif
.


Patofisiologi
            Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan mem[engaruhi seluruh sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat.
            Gangguan clearance renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi. Penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa clearance kreatin urine tampung 24 jam yang menunjukkan penurunan clearance kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum.
            Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF, dan hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angitensi dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan risiko hipotensi dan hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga status uremik memburuk.
            Asidosis metabolik akibat gagal ginjal tidak mampu mensekresikan asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu mensekresi ammonia (NH3). Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik lain terjadi.
            Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk mengalami pendarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran pencernaan. Eritropoitenin yang di produksi oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah, dan produksi eritropoietin menurun sehingga mengakibatkan anemia berat yang di sertai keletihan, angina, dan sesak napas.
            Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolisme. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya meningkat, maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal, maka meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum kalsium menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Tetapi gagal ginjal tubuh tidak merespon normal terhadap peningkatan sekresi parathormon, sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya perubahan tulang dan penyakit tulang. Demikian juga, vitamin D  (1,25 dihidrokolekalsiferol) yang dibentuk di ginjal menurun seiring perkembangan gagal ginjal. 

Penatalaksanaan
1.    Tujuan konservasi fungsi ginjal sedapat mungkin
a.    Deteksi dan  obati penyakit gagal ginjal ( kontrol DM, Terapi hipertensi)
b.    Diet teratur rendah protein dengan asam amino esensial untuk meminimalkan keracunan uremia dan cegah limbah serta malnutrisi.
c.    Pengobatan keadaan yang berhubungan dengan peningkatan dinamik ginjal.
·         Anemia: rekombinan dan human eritropoetin
·         Eigen: pengganti hormon ginjal
·         Asidosis: ganti bikarbonat dengan infus sodium bikarbonat /oral
·         Hiperkalemia: diet ketat potasium-kation pengganti renin.
·         Retensi fosfat: Kurangi diet fosfat (bayam, susu dan karbonat dalam saluran pencernaan)
2.    Lakukan dialisis atau transplantasi ginjal (ketika ginjal dapat di kontrol dalam waktu singkat)

Komplikasi
1.    Hiperkalemia
2.    Perikarditis
3.    Hipertensi
4.    Anemia
5.    Penyakit tulang.

 









 


 
1.   

Senin, 11 Maret 2013

Melahirkan Dalam Air (Waterbirth)


Melahirkan di dalam air atau Water Birth mulai populer di Eropa, terutama Rusia dan Prancis pada tahun 1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk memudahkan lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi rasa sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin yang selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban dapat lebih nyaman memasuki dunia baru yang juga air. Setelah itu bayi akan bernapas dan menghirup udara. Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya adanya komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan bernapas ketika berada dalam air. Maka jika ingin melahirkan dalam air, Anda harus dulu berkonsultasi dengan dokter.

v  Manfaat Melahirkan di Air

Manfaat bagi ibu :
Para pakar kesehatan dibidang ginekologi mengakui bahwa melahirkan didalam air memiliki kelebihan dibanding metode melahirkan lain, yaitu:
. Ibu akan merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan dengan persalinan menjadi lebih elastis
. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat.
Manfaat bagi bayi :
. Menurunnya resiko cedera kepala bayi.
. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.

v  Proses Melahirkan Di Air

Proses dan melahirkan dalam air sama saja dengan melahirkan normal, hanya tempatnya yang berbeda. Dilakukan didalam sebuah kolam cukup besar (berukuran 2 meter) yang terbuat dari plastik atau bath tube dengan benjolan-benjolan pada alasnya agar posisi Anda tidak merosot. Selain kolam plastik, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur air agar tetap bersikulasi, pengatur suhu (water heater) untuk menjaga air tetap hangat, serta termometer untuk mengukur suhu. Kolam yang sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 36-37 Celcius. Ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara didalam perut dan diluar, dan agar bayi tidak mengalami hipotermia.
Selanjutnya Anda mengejan seperti biasa. Mengingat tempatnya di air, bayi yang baru keluar otomatis berendam dulu selama beberapa saat didalam air (sekitar 5-10 detik). Ini tidak masalah karena suhu air hampir sama dengan suhu cairan ketuban tempat bayi "berenang" sebelum dilahirkan. Itu sebabnya ketika baru keluar, bayi tidak menangis, mungkin dia merasa seolah seperti belum lahir karena kondisinya sama antara didalam dan diluar.

v  Batasan Melahirkan Di Air

Melahirkan diair tetap ada batasan dan pertimbangan medis untuk diperkenankan. Beberapa faktor yang tidak membolehkan persalinan dalam air, antara lain panggul ibu kecil, bayi lahir sungsang atau melintang, ibu yang sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki penyakit herpes, serta beberapa keadaan lainnya. Ibu yang mengindap herpes disarankan untuk tidak melahirkan dengan metode ini, karena kuman herpes tidak mati didalam air sehingga dapat menular kepada bayi melalui mata,selaput lendir,dan tenggorokan bayi.
Syarat lainnya, proses melahirkan didalam airtidak bisa dilakukan sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

v  Resiko Melahirkan di Air

Resiko yang terjadi adalah bayi menelan air. Maka dari itu, air kolam dibuat steril sehingga walaupun tertelan bayi tidak membahayakan. Bayi juga mengalami temperatur shock jika suhu air tidak sama dengan suhu ibu saat dilahirkan, yaitu 36-37 celcius. Resiko pada ibu adalah hiportemia(suhu tubuh terlalu rendah) akibat proses melahirkan yang lebih lama dibandingkan waktu yang diperkirakan.

Perubahan Siklus Haid


Perubahan siklus haid merupakan suatu keadaan siklus haid yang berbeda dengan yang sebelumnya, yang diukur mulai dari siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal, yang dapat berkisar kurang dari batas normal sekitar 22– 35 hari
a.      Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, akan menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometritis.
b.      Oligomenorea
Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang berat, penurunan berat badan yang signifikan.
c.       Amenorea
Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan metode pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi yang berhubungan dengan amenorea yang abnormal.
Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :
·         Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat genitalia.
·         Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan melewati  waktu 3 bulan atau lebih. Penyebabnya sebagian besar bersumber dari penyebab yang mungkin dapat ditegakkan.
Sebab terjadinya amenorea:
a.      Fisiologis :
·         sebelum menarche
·         hamil dan laktasi
·         menopause senium
b.      Kelainan congenital
c.       Didapatkan :
·      infeksi genitalia
·    tindakan tertentu
·    kelainan hormonal
·   tumor pada poros hipotalamus-hipofisis atau ovarium
·   kelainan dan kekurangan gizi
Penyebab Terganggunya Siklus Haid
Banyak penyebab kenapa siklus haid menjadi panjang atau sebaliknya. Penanganan kasus dengan siklus haid yang tidak normal, tidak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus haid, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai :
1.      Fungsi hormon terganggu
Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus haid pun akan terganggu.
2.      Kelainan Sistemik
Tubuhnya sangat gemuk atau kurus dapat mempengaruhi siklus haidnya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik, atau wanita yang menderita penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolisme sehingga siklus haidnya pun tak teratur.
3.      Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, karena stress, wanita akan menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolisme terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus haid pun ikut terganggu.
4.      Kelenjar Gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bias menjadi penyebab idak teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipertiroid), yang dapat mengakibatkan sistem hormonal tubuh ikut terganggu.
5.      Hormon prolaktin berlebih
Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak haid, karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan. Pada wanita yang tidak sedang menyusui hormone prolaktin juga bisa tinggi, buasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala (Sahara, 2009).

Selasa, 20 November 2012

Gagal Ginjal Kronis



Gagal Ginjal Kronis
            Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan gagal ginjal progresif yang berakibat fatal dan di tandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal).

Perjalanan klinis
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat di bagi menjadi 3 (tiga) stadium, yaitu:
1.    Stadium I, dinamakan penurunan cadangan ginjal.
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat di ketahui dengan tes pemekatan kemih dan tes GFR yang teliti.
2.    Stadium II, dinamakan insufisiensi ginjal
a)    Pada stadium ini, dimana lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak
b)    GFR besarnya 25% dari normal
c)    Kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat dari normal
d)    Gejala-gejala nokturia atau sering berkemih di malam hari sampai 700 ml dan poliuria (akibat dari kegagalan pemekatan) mulai timbul.
3.    Stadium III, dinamakan gagal ginjal stadium akhir atau uremia
a)    Sekitar 90% dari massa nefron telah hancur atau rusak, atau hanya sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh.
b)    Nilai GFR hanya 10%  dari kejadian normal.
c)    Kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan mencolok.
d)    Gejala-gejala yang timbul karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit dalam tubuh, yaitu oliguri karena kegagalan glomerulus, sindrom uremik.

Etiologi
Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronis. Akan tetapi, apa pun sebabnya, respon yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang memungkin dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari gagal ginjal sendiri dan diluar ginjal.
1.    Penyakit dari ginjal
a.    Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonefritis.
b.    Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis
c.    Batu ginjal: polycystis kidney
d.    Trauma langsung pada ginjal
e.    Keganasan pada ginjal
f.     Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/ striktur
2.    Penyakit umum di luar ginjal
a.    Penyakit sistemik, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi.
b.    Dyslipdemia
c.    SLE
d.    Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis
e.    Preklamsi
f.     Obat-obatan
g.    Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar).



Manifestasi Klinik:
1.    Gastrointestinal: Ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan
2.    Kardiovaskuler: Hipertensi, perubahan elektrokardiografi (EKG), perikarditis, efusi perikardium, dan tamponade perikardium.
3.    Respirasi: Edema paru, efusi pleura, pleuritis
4.    Neuromuskular: lemah, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular, neuropati perifer, bingung dan koma.
5.    Metabolik/ endokrin: inti glukosa, hiperlipidemia,  gangguan hormon seks menyebabkan penurunan libido, impoten, dan amnenorhoe (wanita)
6.    Cairan-elektrolit: gangguan asam-basa menyebabkan kehilangan sodium sehingga terjadi dehidrasi, 
asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia, dan hipokalsemia.
7.    Dermatologi: pucat, hiperpigmentasi, pluritus, eksimosis, dan uremia frost.
8.    Abnormal skeletal: osteodistrofi ginjal menyebabkan osteomalasia
9.    Hematologi: anemia, defek kualitas flatelet, dan perdarahan meningkat.
10.  Fungsi psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan proses kognitif
.


Patofisiologi
            Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan mem[engaruhi seluruh sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat.
            Gangguan clearance renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi. Penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa clearance kreatin urine tampung 24 jam yang menunjukkan penurunan clearance kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum.
            Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF, dan hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angitensi dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan risiko hipotensi dan hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga status uremik memburuk.
            Asidosis metabolik akibat gagal ginjal tidak mampu mensekresikan asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu mensekresi ammonia (NH3). Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik lain terjadi.
            Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk mengalami pendarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran pencernaan. Eritropoitenin yang di produksi oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah, dan produksi eritropoietin menurun sehingga mengakibatkan anemia berat yang di sertai keletihan, angina, dan sesak napas.
            Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolisme. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya meningkat, maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal, maka meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum kalsium menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Tetapi gagal ginjal tubuh tidak merespon normal terhadap peningkatan sekresi parathormon, sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya perubahan tulang dan penyakit tulang. Demikian juga, vitamin D  (1,25 dihidrokolekalsiferol) yang dibentuk di ginjal menurun seiring perkembangan gagal ginjal. 

Penatalaksanaan
1.    Tujuan konservasi fungsi ginjal sedapat mungkin
a.    Deteksi dan  obati penyakit gagal ginjal ( kontrol DM, Terapi hipertensi)
b.    Diet teratur rendah protein dengan asam amino esensial untuk meminimalkan keracunan uremia dan cegah limbah serta malnutrisi.
c.    Pengobatan keadaan yang berhubungan dengan peningkatan dinamik ginjal.
·         Anemia: rekombinan dan human eritropoetin
·         Eigen: pengganti hormon ginjal
·         Asidosis: ganti bikarbonat dengan infus sodium bikarbonat /oral
·         Hiperkalemia: diet ketat potasium-kation pengganti renin.
·         Retensi fosfat: Kurangi diet fosfat (bayam, susu dan karbonat dalam saluran pencernaan)
2.    Lakukan dialisis atau transplantasi ginjal (ketika ginjal dapat di kontrol dalam waktu singkat)

Komplikasi
1.    Hiperkalemia
2.    Perikarditis
3.    Hipertensi
4.    Anemia
5.    Penyakit tulang.

 









 


 
1.